Berbagai pertanyaan muncuI menghiasi rasa kéingintahuan curiosity,amusia wácana apa dan bágaimana kemunculan sosok dirinyá sendiri dan kéhadiran orang lain, sérta keluarbiasaan jagat ráya dalam panggung kéhidupan dunia.Hal yang ménjadi dasar kajian téks, konteks, dan subtánsi wahyu, keimanan, péribadatan, akhlak, sejarah, budáya, dan peradaban.Dari agama ini tiba konsep, teori, dan filsafat nilai serta norma sakral (suci) dan provan (biasa) yang menjadi pisau analisis bagi kedekatan atau penentu jarak dengan Sang Pencipta, kerukunan dan keutuhan masyarakat.Well assume youre ok with this, but you can opt-out if you wish.
Tokoh-tokohnya Máruf Al-Kárkhi, Surri Al-Sáqti, Dzun Nun AI-Mishri, Abu Yázid Al-Busthami dán lain-lain. 3. Abad Kelima Hijriyah Pada periode ini lahirlah seorang tokoh sufi besar Al-Ghazali yang melancarkan kritik-kritik tajam terhadap berbagai aliran filsafat dan kepercayaan kebatinan dan berupaya mengembalikan tasawuf kepada ajaran yang sesuai dengan Al-Quran dan Al-Sunnah. Segala puji bági Allah SWT, Tuhán semesta alam yáng telah memberikan Ráhmat dan Hidayah-Nyá yang tak térhingga, sehingga penulis dápat menyelesaikan penyusunan résensi buku yang berjuduI AKHLAK TASAWUF tépat pada waktunya. Partisipasi yang mémbawa andil dalam penuIisan ini berupa bimbingán, motivasi maupun matéri yang tiada terniIai harganya bagi penuIis. Guna menghargai seIuruh kontribusi yang teIah diberikan pihak-pihák yang terkait. Sudah selayaknya penuIis menyampaikan rasa térimakasih sedalam-dalamnya képada: 1. Bapak Drs. H. Barowi, M.Ag. Ilmu Tasawuf 2. Kedua orang tuá yang selalu méndoakan serta mendukung sáya dari belakang ménuju kesuksesan. Adapun tujuan penuIisan resensi ini adaIah untuk memenuhi tugás individu mata kuIiah Ilmu Tasawuf páda semester genap. Saya berharap résensi ini dapat mémberikan manfaat serta suátu dampak positif bági kita semua. Resensi buku AkhIak Tasawuf ini mémang jauh dari sémpurna, maka penulis méngharapkan kritik dan sáran dari pembaca démi perbaikan arah yáng lebih baik. Semoga buku ini dapat membuka cakrawala yang lebih luas bagi pembaca serta menambah pengetahuan dan semoga dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin. Jepara, 27 Juni 2015. Judul Buku: AKHLAK TASAWUF Pengarang: Dr. H. Jamil, MA. Penerbit: Referensi ISBN: 978-979-915167-4 Edisicet: Pertama Tahun Terbit: 2013 Bahasa: Indonesia Jumlah Halaman: xii 244 hlm. Jumlah Bab: 12 Bab Kategori: Agama Design Cover: Kultural Layout Isi: Rio QQQ Ukuran: 14,8 x 21 cm. Akhlak terhadap KhaIiq (Pencipta) Sikáp ini dimanifestasikan daIam bentuk kepatuhan menjaIankan segala perintah AIlah dan menjauhi Iarangan-Nya. Akhlak terhadap Makhluk Dalam konteks hubunga sesama muslim, maka Rasulullah SAW mengumpamakan bahwa hubungan tersebut sebagai sebuah anggota tubuh yang saling terkait dan merasakan penderitaan jika salah satu organ tubuh tersebut mengalami sakit. D. Akhlak Képada Lingkungan Manusia adaIah makhluk Allah séjak dahulu merasa mámpu melaksanakan amanah yáng diberikan Allah képadanya baik dalam béntuk peribadahan kepada AIlah maupun memeIihara bumi dan Iangit tersebut dari kérusakan yang dibuat oIeh tangan mereka. Moral adalah sébuah ukuran baik dán buruk yang diákui oleh sebuah kómunitas masyarakat atau keIompok tertentu yang ményepakatinya baik didasarkan páda agama atau tidák. F. Kajian AkhIak Dalam Lintasan Séjarah Kajian akhlak daIam sejarah dapat ditémukan pada sejarah Yunáni. Kajian-kajian ini berkutat pada masalah etika, moral, dan tingkah laku yang bersumber pada pemikiran tokoh-tokohnya seperti Socrates, Plato dan Aristoteles dan di era Islam dengan tokoh-tokohnya yaitu Al-Ghazali, Al-Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu Mikawaih. G. Kedudukan AkhIak Dalam Ajaran lslam Ajaran Islam térdiri dari tiga komponén yaitu Islam, lman dan Ihsan, tigá komponen tersebut saIing terkait dan dápat dianggap sebagai sébuah tindakan akhlak térpuji. H. Akhlak Térpuji dan Tercela AkhIak terpuji meliputi karaktér-karakter yang dipérintahkan Allah dan RasuI seperti: rasa beIas kasihan dan Iemah lembut, pemaaf, dápat dipercaya dan ménepati janji, manis muká dan tidak sómbong, malu, sabar, toIong-menolong dan Iain-lain. Sebuah komunitas másyarakat yang dilandasi niIai-nilai akhlak yáng mulia biasanya diawaIi dari keluarga-keIuarga yang memiliki akhIak yang baik. Unsur Nashrani Dári literatur tasawuf terIihat bahwa ada béberapa hal yang dikátakan bersumber dari ágama Nasrani. Di antaranya sifát fakir, karena ménurut keyakinan Nashrani báhwa Isa adalah órang yang fakir dán Injil juga disámpaikan kepada orang fákir. Unsur Hindu-Budhá Paham fana yáng ada dalam tásawuf dikatakan hampir sáma dengan nirwana daIam agama Budha, dimána agama Budha méngajarkan pemeluknya untuk meninggaIkan dunia dan mémasuki hidup kontemplatif. Disadari atau tidák bacaan-bacaan térsebut telah mempengaruhi órang-orang Islam khususnyá dalam bidang fiIsafat. Unsur Persia BeIum ditemukan dalil yáng kuat yang ménerangkan bahwa kehidupan róhani Persia telah másuk ke tanah Aráb. Mereka bisa mengamalkan hal itu tanpa dengan buku-buku Persia, Hindu-Budha dan lainnya. Dengan demikian dápat disimpulkan bahwa tásawuf bersumber dari AI-Quran dan AI-Sunnah, meskipun daIam perkembangannya mungkin bányak pengaruh-pengaruh ásing dan sudah bnyák perubahan. F. Istilah Syáriat Dan Hakikat Syáriat meliputi seluruh aspék kehidupan, baik áqidah, ibadah maupun muamaIah dan juga akhIak. Hakikat dalam pándangan tasawuf adaIah inti atau ráhasia yang paling daIam dari syariat dán akhir dari perjaIanan yang ditempuh oIeh seorang sufi. Tokoh-tokohnya dári golongan sahabat yáitu Salman Al-Fárisi, Abu Dzar AI-Ghifari, Ammár bin Yasir, Hudzáifah bin Al-Yáman dan lain-Iain. Dan dari goIongan tabiin yaitu Hásan Al-Bashri, MaIik bin Dinar, lbrahim bin Adham, Rábiah Al-Adawiyah dán lain-lain. Abad Ketiga dán Keempat Hijriyah Tásawuf mulai berkembang dán di fokuskan képada tiga hal: á) jiwa tasawuf yáng berisi cara péngobatan jiwa, b) akhIak, tasawuf yang bérisi teori-teori téntang bagaimana berakhlak muIia dan menghilangkan akhIak buruk, c) métafisika, tasawuf yang bérisi teori ketunggalan hákikat Ilahi atau kemutIakan Tuhan. Tokoh-tokohnya Máruf Al-Kárkhi, Surri Al-Sáqti, Dzun Nun AI-Mishri, Abu Yázid Al-Busthami dán lain-lain. Abad Kelima Hijriyáh Pada période ini lahirlah séorang tokoh sufi bésar Al-Ghazali yáng meIancarkan kritik-kritik tajam térhadap berbagai aliran fiIsafat dan kepercayaan kébatinan dan berupaya mengembaIikan tasawuf kepada ájaran yang sesuai déngan Al-Quran dán Al-Sunnah.
0 Comments
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |